Etttsss istrimu tidak bisa disamakan dengan ibumu, dengerin deh kisahnya Khaulah binti Tsa’labah

Kali ini mau menceritakan tentang sahabat perempuan Nabi yang bernama Kaulah binti Tsa’labah. Apakah ada yang pernah mendengar kisahnya? Beliau adalah satu-satunya sahabat perempuan Nabi yang pengaduannya dijawab langsung oleh Allah SWT dari langit ketujuh.

Suatu hari nih, ceritanya suaminya Khaulah lagi emosi. Terus marah-marah ke istrinya. Sebenarnyaungkin itulah bumbu rumah tangga ya, pasti ada aja yang akhirnya terpatik memicu perselisihan. Tinggal bagimana kita membahasnya dan menyelesaikannya bersama. Sama-sama dengan kepala dingin, ajak diskusi berdua di kamar, dan tentunya dengan suara yang lembut. Nah, kisahnya ini, suaminya Khaulah emosi kemudian memarahi istrinya sambil berkata, “Kau tak lebih seperti punggung Ibuku”.

Perkataan ersebut membuat Khaulah sakit hati. Tidak Terima dengan hal itu, Khaulah bertanya pada Rasulullah. Sayangnya Rasulullah pun tidak dapat mengadili terkait hal tersebut, karena belum ada ajarannya oleh Allah.

Kemudian Khaulah pulang ke rumah. Ternyata ketika di rumah, suaminya pun mengajak istrinya ke kamar. Ternyata Khaulah menolaknya, ada rasa intuisi didalam dirinya yang ragu dan ingin menunggu jawaban dari Rasul atas tindakan suaminya terhadapnya. (Mungkin seperti: masa iya setelah dia disamakan dengan ibunya, tak ada kafarat yang ditimpakan kepada suaminya. Namun karena belum pasti dan ragu juga, akhirnya Khaulah menunggu untuk tidak dekat-dekat dengan suaminya).

Esoknya, Khaulah kembali bertemu Rasulullah. Namun Rasulullah pun belum mendapat petunjuk dari Allah. Khaulah pun kembali dengan perasaan kalut. Dia kemudian berdoa dan mengadahkan kedua tangannya ke langit. Mengadu kepada Allah Agar diberikan petunjuk atas persoalan yang dialami ini.

Beberapa saat kemudian, Rasulullah memenggil Khaulah, “Allah mendengar pengaduanmu”. Dan turunlah ayat (al mujadilah:1-4)

1. Sesungguhnya Allah telah mendengar Perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha melihat.”

2. orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, (menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal) Tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. dan Sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu Perkataan mungkar dan dusta. dan Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.

3. orang-orang yang menzhihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, Maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

4. Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), Maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak Kuasa (wajiblah atasnya) memberi Makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. dan Itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih.”

Permasalahan yang dialami oleh Khaulah disebut dengan istilah Zihar. Menyamakan istrinya dengan Ibunya suami dengan sebutan apapun, adalah hal yang serius. Suami dan istri jika ingin kembali tidak boleh bercampur dulu sampai suami menunaikan kafarat nya, membebaskan budak atau puasa 2 bulan berturut-turut.

Subhanallah, islam begitu memuliakan perempuan sebagai istri didepan seorang suami. Karena pada hakikatnya, cinta seorang suami kepada seorang Ibu sangat beda dengan cinta kepada istri. Apa-apapun yang dilakukan istri terhadap rumah, anak-anak, adalah tanggung jawab bersama menuju jalan surga illahi.

Tinggalkan komentar