Apa itu Etnobotani ?

Saya adalah alumnus sarjana peneliti di bidang etnobotani. bahkan sampai sekarang, metode etnobotani masih saya lakukan walau sekadar mengobrol dengan tetangga di kampung. Menurut saya, penggalian informasi, kearifan lokal, terutama penduduk asli di sebuah daerah terutama pedesaan, menjadi sebuah khazanah yang patut kita ketahui, hargai, dan syukur bisa kita dokumentasikan. Di blog ini, sebagai tempat saya untuk menuangkan hasil rekam data dari setiap apa yang saya pelajari selama bersosialisasi dimana saya berada.

Apa itu Etnobotani?

Istilah etnobotani pertama kali digunakan oleh John Harshberger seorang ahli botani dari Amerika Serikat. Pada bulan Desember 1895, beliau memberikan perkuliahan tenang koleksi arkeologi aneka ragam tumbuhan yang dimanfaatkan  secara tradisional oleh leluhur Pueblo Indian di Mancos Canon Colorado yang merupakan koleksi Hazzard (Cotton 1996). Istilah etnobotani merupakan gabungan dari dua kata yaitu ‘etno’ studi mengenai penduduk dan ‘botani’ studi mengenai jenis-jenis tumbuhan. Secara umum etnobotani dapat diartikan sebagai evaluai ilmiah tentang pengetahuan penduduk pribumi mengenai dunia tumbuhan (botani). Kini dalam perkembangannya,kajian etnobotani cukup pesat sehingga tidak heran apabila anekaragam interpretasi tentang istilah etnobotani pun ikut berkembang (Iskandar 2012).

Studi etnobotani dapat memberi kontribusi yang besar dalam proses pengenalan sumber alam hidup yang ada di suatu wilayah melalui kegiatan pengumpulan kearifan lokal dari dan bersama masyarakat setempat. Istilah etnobotani digunakan untuk menjelaskan interaksi masyarakat setempat (etno atau etnis) dengan lingkungan hidupnya, khususnya dengan tumbuh-tumbuhan (botani) (Thijjsen 2004).

Etnobotani dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mendokumentasikan pengetahuan masyarakat tradisional, masyarakat awam yang telah menggunakan berbagai macam jasa tumbuhan untuk menunjang kehidupannya. Pendukung kehidupan untuk kepentingan makaan, pengobatan, bahan bangunan, upacara adat, budaya, bahan pewarna dan lainnya. Semua kelompok masyarakat sesuai karakter wilayah dan adatnya memiliki ketergantungan pada berbagai tumbuhan, paling tidak untuk sumber pangan. Dalam kehidupan modern telah dikenal lebih dari seratus jenis tumbuhan untuk sumber makanan, tetapi sebenarnya telah dipergunakan ribuan jenis tumbuhan di berbagai belahan bumi oleh berbagai etnik. Etnoboani tidak hanya membicarakan pengembangan pengetahuan masyarakat awan tentang penggunaan tumbuhan, tetapi telah menggabungkan metoda penelitian kuantitatif. Dalam hasil hasil penelitiannya mulai mencantumkan nama–nama informan sebagai sebuah betuk etika. Beberapa contoh bentuk pengembalian hasil penelitian kepada masyarakat tradisional antara lain; mencantumkan nama informan sebagai penulis dalam buku tumbuhan obat, mendokumentasi pengetahuan tersebut dalam bahasa lokal, mendokumentasi serial foto secara sistematis yang menggambarkan pengetahuan bersangkutan, maupun rekaman kaset dnn video. Dokunetasi hasil hasil penelitian etnobotani akhirnya menjdi alat komunikasi dan pelestarian pengethuan masyarakat tradisional yang tersebar di berbagai belahan bumi. Etnobotani yang bertumpu kehidupan manusia dalam pemanfaatan tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitarnya, dapat meningkatkan daya hidup manusia. Keunikan Indonesia yang memiliki keanekaragaman biodiversitas terbesar kedua setelah Brasil memiliki keunggulan komparatif dalam menumbuhkan ilmu pengetahuan tersebut. Keanekaragaman kultur Indonesia yang tersebar dalam ribuan pulau akan membentuk mosaik kehidupan yang tidak ada duanya di dunia. Realitas dan kombinasi keduanya memungkinkan bangsa Indonesia meningkatan perbaikan dalam paparan ekonomi, kesehatan, ekowisata (Suryadarma 2008). 

Sebagai contohnya seperti pemanfaatan tanaman sebagai obat tradisional seperti Babadotan (Ageratum conyzoides L.) untuk obat luka, atau tanaman seacara tradisional sebagai pengusir hama seperti tanaman kenikir (Cosmos), atau tanaman lalapan sebagai pengadem perut seperti poh-pohan (Pilea melastomoides (Poir.) Wedd.). dan masih banyak lagi kearifan lokal yang diaplikasikan dari berbagai bidang seperti farmakologi, pertanian, peternakan, dan lain-lain.

Di artikel lainnya pada blog ini akan saya tuliskan beberapa hasil riset saya selama di kampus. Semoga berkenan dan bermanfaat.

Referensi sumber sengaja tidak dicantumkan.

1 comments

Tinggalkan komentar